WNI di Liverpool Mulai Mengungsi
LONDON, Sebagian mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di kota Liverpool, Inggris, dilaporkan sudah mulai mengungsi dari tempat tinggalnya untuk menghindari meluasnya gelombang kerusuhan yang melanda Inggris saat ini.
"Sampai saat ini belum ada laporan WNI yang menjadi korban dalam berbagai kerusuhan tersebut, tetapi kami mendapat laporan sebagian mahasiswa Indonesia di Liverpool sudah pindah dari tempat tinggal mereka ke tempat temannya yang terletak di lokasi yang lebih aman tutur Sekretaris Ketiga Bidang Penerangan, Sosial, dan Budaya Kedutaan Besar RI di London, Inggris, Billy Wibisono, kepada Kompas melalui telepon, Selasa (9/8/2011) malam.
Kerusuhan yang berawal di Tottenham, London utara, Sabtu pekan lalu, telah meluas hingga ke segala penjuru London dan bahkan hingga ke beberapa kota di luar ibu kota Inggris itu, seperti Birmingham, Bristol, dan Liverpool. Satu orang tewas, belasan terluka, dan sedikitnya 525 orang telah ditahan Kepolisian Metropolitan London sejak kerusuhan meletus.
Billy mengatakan, kerusuhan di London terjadi secara acak di beberapa titik sekaligus dan tidak bisa diprediksi kapan terjadi. "Saat ini di sini masih siang dan semua aman-aman saja. Tetapi tidak menutup kemungkinan kerusuhan bisa terjadi lagi, karena selalu terjadi malam hari," katanya.
Suasana London sepanjang hari Selasa ini, kata Billy, terasa lebih mencekam dengan kehadiran mobil-mobil polisi yang bersiaga di berbagai sudut kota. Beberapa sarana transportasi publik, seperti bus kota dan kereta bawah tanah, yang mengarah ke pusat-pusat kerusuhan, dihentikan sementara. Warga pun memilih pulang lebih cepat dan segera masuk rumah.
Billy mengatakan, meski gelombang kerusuhan ini belum menunjukkan tanda-tanda mengancam keselamatan warga asing, termasuk para WNI di Inggris, pihak KBRI sudah menyiapkan berbagai langkah antisipasi, termasuk menyiapkan Wisma KBRI di London untuk tempat pengungsian apabila sewaktu-waktu ada WNI yang terkena dampak kerusuhan ini. "Untuk kota-kota di luar London, kami akan mencari tempat yang memungkinkan dijadikan tempat pengungsian ini," ungkap Billy.
Pihak KBRI juga sudah memerintahkan seluruh staf konsuler untuk memantau rumah-rumah sakit untuk berjaga-jaga apabila ada WNI yang turut menjadi korban.
Menurut Billy, saat ini ada sekitar 10.800 WNI di Inggris. Sekitar 25-30 persen di antaranya adalah mahasiswa, sementara sisanya adalah para pekerja dan golongan profesional lainnya. Dari jumlah tersebut, antara 4.700-4.800 WNI berada di wilayah London.
KBRI London juga mengimbau kepada WNI yang memiliki informasi perkembangan situasi kerusuhan dan membutuhkan pertolongan agar menghubungi KBRI di nomor telepon +44 20 7499 7661 atau e-mail: kbri@btconnect.com.
Billy juga mempersilakan masyarakat Indonesia di Inggris untuk mengontaknya langsung di nomor telepon +447889967982 atau rekannya yang bernama Wandi +447923502807


0 komentar:
Posting Komentar