JANGAN MARAH
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. رواه البخاري
Dari
Abu Hurairah rodhiyallohu ’anhu, ada
seorang laki-laki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, “Berilah
aku wasiat.” Rosululloh shollallohu
‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan marah!” Dia bertanya berulang-ulang dan
tetap dijawab, “Jangan Marah!” (HR Bukhori)
Status Hadits
dan Takhrijnya
Shahih:
HR. Al-Bukhari (no. 6116), dan Ahmad (II/362, 466).
Kedudukan Hadits
Hadits ini berisi tentang adab yang sangat penting.
Rahasia Di balik Jawaban Rasulullah
Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wasallam berulang kali diminta wasiat atau nasihatnya oleh para sahabat.
Jawaban yang diberikan oleh Rasulullah berbeda-beda. Rahasia perbedaan jawaban
tersebut menurut ulama ada 2, yaitu:
1. Disesuaikan dengan keadaan orang yang bertanya. Artinya jawaban
Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wasallam adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang yang bertanya
terkait dengan keadaannya.
2. Demi beragamnya wasiat yang sampai kepada umat. Maksudnya karena
setiap wasiat Rasulullah shollallohu
‘alaihi wasallam pasti akan ditularkan kepada yang lain, maka Rasulullah
meragamkan jawaban.
Jangan Marah
Perintah Rasulullah untuk tidak marah mengandung 2 penafsiran,
yaitu:
1. Maksudnya tahanlah marah, yaitu ketika ada sesuatu yang membuat marah
maka berusahalah untuk tidak melampiaskan kemarahannya.
2. Menghindarkan diri dari sebab-sebab yang mendatangkan kemarahan.
Terapi Ketika Menghadapi Kemarahan
Ada beberapa cara untuk terhindar dari melampiaskan kemarahan, di
antaranya:
1. Duduk, jika ketika marah dia dalam keadaan berdiri.
2. Mengucapkan kata-kata yang baik.
3. Berwudhu.
0 komentar:
Posting Komentar