MENINGGALKAN YANG TIDAK
BERMANFAAT
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الـمَرْءِ تَرْكُهُ مَا
لاَ يَعْنِيْهِ. حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا
Dari
Abu Hurairoh rodhiyallohu ’anhu, dia
berkata: “Rosululloh shollallohu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang
ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan
lainnya)
Status Hadits
dan Takhrijnya
Shahih:
HR. at-Tirmidzi (no. 2317), Ibnu Majah (no. 3976), dan selainnya.
Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan landasan dalam bab adab.
Kebagusan Islam Seseorang
Kebagusan Islam seseorang bertingkat-tingkat. Cukuplah seseorang
berpredikat bagus Islamnya jika telah melaksanakan yang wajib dan meninggalkan
yang haram. Dan puncak kebagusannya jika sampai derajat ihsan, yang tersebut
dalam hadits ke-dua. Besarnya pahala dan tingginya kemuliaan seseorang sesuai
dengan kadar kebagusan Islamnya.
Meninggalkan Sesuatu yang Tidak Penting
Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun
di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum bahwa yang
diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang pasti
menimbulkan mudhorot oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah aktivitas
yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan Islamnya
untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas hamba akan
dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi catatannya dengan sesuatu yang
tidak penting, termasuk di dalamnya adalah semua bentuk
kemaksiatan.
0 komentar:
Posting Komentar