MELAKSANAKAN PERINTAH SESUAI
KEMAMPUAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ: سَـمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ:
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّـمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ. رواه البخاري
ومسلـم
Dari
Abu Hurairoh ’Abdurrohman bin Shakhr rodhiyallohu ’anhu, dia berkata: “Aku
pernah mendengar Rosululloh shollallohu
‘alaihi wasallam bersabda: “ Apa saja yang aku larang bagi kamu hendaklah
kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu maka lakukanlah sesuai
kemampuanmu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu adalah karena mereka
banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh).”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Status Hadits
dan Takhrijnya
Shahih:
HR. Al-Bukhari (no. 7288), Muslim (no. 1337), Ahmad (II/258, 428, 517), dan
selainnya.
Perintah dan Larangan
Pada dasarnya syari?t Islam adalah berupa perintah. Oleh karena itu,
larangan yang ada jumlahnya sedikit. Semua yang diperintahkan akan membawa
kebaikan bagi pelakunya, meski tidak berniat karena Allah. Dan semua yang
dilarang membawa kejelekan bagi pelakunya. Dengan demikian manusia butuh kepada
sesuatu yang diperintahkan dan tidak butuh kepada sesuatu yang
dilarang.
Perintah dan larangan Allah terbagi dua, yaitu wajib dan sunnah. Jika
perintah dan larangan terkait dengan urusan ibadah maka perintah dan larangan
tersebut hukumnya wajib, dan jika terkait dengan urusan dunia maka hukumnya
sunnah, kecuali ada dalil yang memalingkan dari hukum
asalnya.
Melaksanakan perintah terikat dengan kemampuan, karena jumlahnya
sangat banyak. Sedangkan larangan jumlahnya sedikit dan tidak dibutuhkan, maka
tidak terikat dengan kemampuan. Melaksanakan perintah lebih mulia dibanding
meninggalkan larangan, demikian juga meninggalkan perintah lebih hina dibanding
menerjang larangan.
Sebab Kehancuran Dan Kebinasaan
Sebab utama kehancuran umat adalah sekedar banyak bertanya dan
menentang perintah nabinya. Sikap yang benar adalah bertanya untuk diamalkan dan
tunduk pada perintah nabi. Maka orang yang sekedar banyak bertanya, bukti akan
kelemahan agamanya dan tidak wara’-nya. Diantara dampak jelek banyak bertanya
adalah timbulnya perpecahan.
0 komentar:
Posting Komentar